31 March 2008

Surat dari Bapa



Anak-Ku...
Engkau mungkin tidak mengenal Aku, tetapi Aku mengenal segala sesuatu tentang dirimu...(Maz.139:1) Aku tahu kalau engkau duduk atau berdiri ... (Maz.139:2) Aku mengerti segala jalanmu ... (Maz. 139:3) Setiap helai rambut kepalamu, terhitung semuanya ...
(Mat. 10:29-31) Karena engkau diciptakan dalam gambar dan rupa- Ku ... (Kej. 1:26-27) Di dalam-Ku engkau hidup, engkau bergerak dan engkau ada ... (Kis. 17:28) Sebab engkau ini adalah keturunan-Ku ... (Kis.17:28)


Aku mengenal engkau sejak sebelum engkau ada dalam kandungan ... (Yeremia 1:4-5) Aku memilih engkau dari semula sebelum Aku menciptakan segalanya ... (Ef. 1:4-5) Engkau ada bukan karena suatu kesalahan,karena hari-harimu ada tertulis dalam kitab-Ku ...(Maz. 139:15-16) Aku telah menentukan waktu yang tepat untuk kelahiran dan di mana engkau akan hidup... (Kis.17:26) Kejadianmu dahsyat dan ajaib ... (Kis. 139:14) Karena Aku menenun engkau dalam kandungan ibumu ... (Maz. 139:13) Dan mengeluarkan engkau pada hari engkau dilahirkan ... (Maz. 71:6)


Seringkali Aku tidak dipahami oleh mereka yang tidak mengenal Aku ... (Yoh. 8:41-44) Aku tidak berada di tempat jauh dan murka, tetapi Aku adalah kasih yang sempurna ... (1 Yoh. 4:16) Dan adalah kerinduan-Ku untuk mengaruniakan Kasih-Ku untukmu ... (1 Yoh. 3:1) Semua itu karena engkau adalah anak-Ku dan Aku adalah Bapamu ... (1 Yoh. 3:1) Aku memberikan lebih dari yang dapat diberikan bapamu yang di dunia ...
(Mat. 7:11) Karena Akulah Bapamu di Surga yang adalah sempurna ... (Mat. 5:48)


Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna engkau terima dari tangan-Ku...(Yak. 1:17)
Karena Akulah pemeliharamu dan Aku memberi semua yang engkau perlukan ... (Mat. 6:31-33) Rancangan-Ku yang diberikan kepadamu adalah hari depan yang penuh harapan ... (Yer. 29:11) Karena Aku mengasihi engkau dengan Kasih yang kekal ... (Yer. 31:3) Pikiran-Ku terhadap engkau tidak terhitung seperti pasir di tepi pantai ... (Maz. 139:17-18) Dan Aku bergirang karena engkau dengan sukacita dan sorak-sorai ... (Zef. 3:17) Aku tidak pernah berhenti berbuat baik kepadamu ... (Yer. 32:40) Karena engkaulah harta kesayangan-Ku ... (Kel. 19:5)


Aku merindukan untuk mengokohkan engkau dengan segenap hati-Ku dan jiwa-Ku ... (Yer. 32:41) Aku akan menunjukkan kepadamu hal-hal yang besar dan yang ajaib ... (Yer. 33:3) Jika engkau mencari Aku dengan segenap hatimu, engkau akan menemukan Aku ... (Ul. 4:29)


Bergembiralah karena Aku, maka Aku akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu... (Maz. 37:4) Karena Akulah yang mengerjakan di dalammu kemauan itu ... (Fil. 2:13) Aku dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang engkau pikirkan ... (Ef. 3:20) Karena Akulah yang menganugerahkan penghiburan abadi kepadamu ... (2 Tes. 2:16-17) Akulah juga Bapa yang menghiburmu dalam segala penderitaanmu ... (2 Kor. 1:3-4) Ketika engkau patah hati, Aku berada dekat kepadamu ... (Maz. 34:19) Seperti seorang gembala menggembalakan dombanya, Aku membawa engkau dekat ke hati-Ku... (Yes. 40:11) Suatu hari Aku akan menghapus semua air mata dari matamu ... (Wah. 21:3-4) Dan Aku akan mengangkat semua kesusahan yang engkau derita di atas bumi ... (Wah. 21:3-4)


Akulah Bapamu, dan Aku mengasihi engkau seperti Aku mengasihi putra-Ku, Yesus ... (Yoh.17:23) Karena di dalam Yesus, Kasih-Ku kepadamu dinyatakan ... (Yoh. 17:26) Dialah gambar wujud dari keberadaan-Ku ... (Ibrani1:3) , Ia datang untuk menyatakan bahwa Aku di pihakmu, dan bukan untuk melawanmu ... (Roma 8:31) Dan untuk memberitahumu bahwa aku tidak memperhitungkan pelanggaranmu ... (2 Kor. 5:18-19) Yesus mati supaya engkau dan Aku dapat diperdamaikan ... (2 Kor. 5:18-19)


Kematian-Nya adalah pernyataan terbesar dari kasihKu untukmu ... (1 Yoh. 4:10) Aku menyerahkan semua yang Aku sayangi supaya Aku mendapat kasihmu ... (Roma 8:31-32) Jika engkau menerima anugrah Anak-Ku Yesus,engkau juga menerima Aku ... (1 Yoh. 2:23) Dan tidak lagi ada yang akan memisahkan engkau dari kasih-Ku ... (Roma 8:38-39) Kembalilah dan Aku akan mengadakan pesta terbesar yang pernah ada di Surga ... (Lukas 15:7) Selamanya Aku adalah Bapa, dan selamanya Aku tetaplah Bapa ... (Ef. 3:14-15)


PertanyaanKu adalah.....
Maukah engkau menjadi Anak-ku? ... (Yoh. 1:12-13) Aku menanti-nanti untukmu ... (Luk. 15:11-32) Kasih-Ku untukmu, Bapamu, Allah yang MahaKuasa.

Mommeee


Sepulangku dari tempat kerja, saat matahari meredupkan sinarnya dan mengucap selamat datang senja, kudapati pintu rumahku tertutup rapat begitu pula dengan tirai-tirainya. Gelap. Lampu teras tidak dinyalakan. “Wah, tumben si –Budi kemana ya?” gumamku dalam hati. Budi itu nama adik bungsuku yang untuk sementara tinggal denganku.


“Ya, sedang main kali”jawabku sendiri sambil terus mencari kunci rumah dalam tasku. Tapi, anehnya saat anak kunci itu kumasukkan ke induknya, ternyata kudapati pintu tidak terkunci, spontan saja langsung kubuka pintu dan berjalan masuk. Kuletakkan tas berat ini dan melepaskan sepatuku. Seketika itu juga mataku langsung menangkap sosok yang tidak asing olehku. Adikku Budi sedang tertidur sambil meringkuk dan menyembunyikan seluruh tubuhnya dengan selimut sampai tak terlihat lagi jari kaki dan rambutnya. Seluruh tubuhnya terbenam hangat dalam selimut itu.


Aku menghampiri tempat tidurnya dan berlutut sambil perlahan mencoba mengintip wajahnya dari balik selimut.


Panas! Saat kusentuh tangannya. “Budi, kamu sakit ya?”Sebuah pertanyaan bodoh meluncur begitu saja dari mulutku. “Sudah minum obat belum?Sudah makan belum?Budi mau makan apa sayang?” Cerewetku mulai kambuh, aku menghujaninya dengan pertanyaan-pertanyaan yang dijawab hanya dengan tatapan sepasang mata cekung dan rintihan sesekali.


Tak lama aku dan adik perempuanku mulai sibuk mengurusi adik tersayang ini. Menyuapinya, mengompres, memberinya obat penurun panas. Kami hanya berharap, semoga esok demamnya segera sembuh.


Tapi, baru saja aku akan memejamkan mata, kudengar adikku berteriak, “Mami…mami!” Saat kuhampiri dia, matanya masih saja terpejam. “Ah, cuma mengigau!” sambil kurapikan kembali selimutnya.


Tapi teriakan itu tidak kudengar sekali saja, ia mengigau berulang-ulang. Tiba-tiba saja aku merasa betapa seorang ibu sangat berarti untuk anak-anaknya. Saat itu juga kulangsung menekan sebuah nama di dalam ponselku dan kudengar suara mami di kampung sana.


“Ya, mami besok ke sana!” Aku dan mami tinggal berlainan kota. Kami terpisahkan jarak 4 jam perjalanan he.he….(ga jauh, ga dekat kan?)


Esoknya mami datang seperti janjinya. Lega. Rasa khawatir dan bingungku berubah menjadi damai. Entahlah, mungkin merasa bebas dari tanggungjawab karena sudah ada Mami yang akan mengurus semuanya. Budi akan baik-baik saja di tangan Mami.


Malam ini tidak hujan, tetapi dingin sekali, masih sama seperti malam kemarin. Aku pandangi tubuh mungil adik kecilku ini. Ia masih mengigau dan menjerit-jerit. Hanya pelukan cinta Mami yang akan menenangkan adikku.


Sederet kata-kata menyeruak dari kalbuku seiring desiran darah yang mengalir ke atas dan memompa jantungku. “Aku sayang mommie, sayang mommie……!”


Tiba-tiba saja sebuah perasaan hangat menyembul tanpa permisi di hatiku. Teringat betapa mami begitu setia menemaniku saat setiap kali aku harus di opname di sumah sakit, meregang nyawa antara hidup dan mati.


Teringat seluruh masa-masa kecilku di kedua tangan yang sudah tidak muda lagi itu. Entah berapa banyak pelukan yang selalu mendamaikanku. Tangan-tangan ajaib! Lewat tangannya aku dan kedua adikku tak pernah terluput. Tangan-tangan yang selalu mengalirkan cinta. Cinta yang tak pernah habis. Cinta yang sederhana tapi bernyawa. Tangan yang tak pernah letih selalu menggendongku saat bayi, membelai dan memelukku. Menyuapi, menggandeng tangan, mengajariku berjalan, mengajariku cara makan, mengajariku membaca, menulis. Mencuci pakaianku, menyetrika, memasak. Menjahit dan berjualan masih sempat mami lakukan untuk menambah uang jajanku.


Semuanya………….Hanya seorang mami yang luar biasa. Aku bangga memilikinya. Mamiku seorang super mom! Tak pernah lelah. Selalu saja sabar, meski anak-anaknya kadang tak tahu diri dan seenaknya berteriak kepadanya. Mami, aku akan selalu sayang…………Seumur hidupku aku tak akan sanggup hidup tanpamu disisiku. Walau terkadang kita sering berbeda pikir.


Tiga hari lamanya Mami tinggal merawat Budi sampai segar kembali dan hari ini kudapati rumahku sepi lagi. Mami pulang dengan Budi. Papi tersayang sudah rindu ditinggal sendiri di sana he..he..


Sepi kembali, merasa sendiri. Selalu ada yang hilang saat orang yang kita sayang berada jauh di depan mata kita. Tapi, aku percaya hatinya tidak kemana-mana. Aku sayang mami.

(Bekasi, 10 Maret 2008)