07 May 2018
TUHAN YANG MENGGERAKKAN”
(Natal Bersama Ling Mikael & Ling Christophorus Bersama Yayasan Sinar Pelangi)
Kita tidak bisa memilih menjadi anak yang sehat dan menjadi anak dari orang tua yang bahagia dan berkecukupan. Semua terserah Tuhan, dan pastinya semua yang boleh terjadi pasti atas maksud dan rencana indahNya. Jika itu belum baik, maka itu pasti belum endingnya. Tugas kita untuk berbagi kasih sebagai pribadi yang dilahirkan sempurna dan memiliki kehidupan yang lebih beruntung daripada mereka.
Minggu, 14 Januari 2018, Aula Yayasan Sinar Pelangi yang beralamat di Jl.Kemangsari II No.39, Jatibening Bekasi menjadi saksi kebersamaan kami di siang itu. Kami dari lingkungan Mikael dan lingkungan Christophorus Paroki Ibu Teresa Cikarang, berkunjung dan berbagi kasih dengan anak –anak dari panti.
Yayasan Sinar Pelangi Jatibening adalah suatu lembaga sosial yang menolong anak-anak penyandang cacat fisik secara medis dan edukatif, dengan tujuan agar setiap anak dapat keluar dari isolasi yang membelenggunya, baik yang datang dari lingkungan keluarga sendiri maupun dari lingkungan di sekitarnya, dengan harapan agar mereka dapat hidup berdampingan bersama-sama dengan anak-anak yang lain sehingga taraf hidupnya akan menjadi lebih baik dan berguna.” – Sr. Andre Lemmers, FCJM (Pendiri dan Ketua Dewan Pengurus).
Sebuah pengalaman yang tidak terlupakan, mungkin ini adalah pengalaman pertama bagi anak anak Bina Iman Anak Mikael dan Christophorus yang kami sertakan untuk ikut hadir di acara Natal bersama ini. Betapa tidak, sebagian anak anak di Yayasan ini ada banyak yang mengalami kebutuhan khusus, mulai dari bibir sumbing, hydrocephalus, atresia ani (tidak memiliki lubang anus), CTEV (kaki bengkok), kelainan bentuk hidung dan mulut, kehilangan salah satu anggota tubuh dan lainnya.
“Semata mata karena Tuhan yang menggerakkan masing masing kita sehingga dua lingkungan dari PITC (Paroki Ibu Teresa CIkarang) dapat bekerja sama untuk melakukan aksi nyata berbagi kasih”, ujar Suster Andre Lemmers, FCJM dalam sambutannya selaku pendiri dan ketua Dewan Pengurus Yayasan Sinar Pelangi.
Acara dibuka dengan games seru oleh Ibu Herlina dari Sinar Pelangi yang begitu lincah dan ceria memimpin acara meski dengan memegang mikrofon dengan siku tangan kirinya. Games “Hai Apa Kabar?” membuat kami dan penghuni panti bisa lebih berbaur. Setelah itu penyerahan simbolis bingkisan dari lingkungan Mikael dan Christophorus untuk anak-anak panti yang diwakili oleh Ibu Magdalena dari Lingk Mikael dan Ibu Vero dari Lingk Christophorus.
Acara makin menjadi meriah dengan pertunjukkan seni dari anak-anak panti asuhan "Wisma Pius" Sinar Pelangi. Mereka menari, menyanyi dalam gerak dan lagu yang sangat kompak dan menarik. Dilanjutkan dengan games seru mengenai kitab suci dipimpin oleh Mbak Keket dan Mbak Arum yang disambut dengan antusias oleh anak anak. Tentu saja karena ada banyak hadiah untuk pemenang gamesnya
Selepas makan siang bersama, anak-anak Bina Iman Mikael pun ikut tampil dalam gerak dan lagu di panggung gembira siang itu. Acara diakhiri dengan doa penutup dan pembagian goodie bag bagi semua anak anak.
Terima kasih banyak untuk Pak Kokok dan segenap pantia lingk Mikael dan Lingk Christophorus atas pelayanan dan kerja samanya sehingga acara Natal bersama ini boleh terwujud. Terima kasih juga untuk semua donator acara ini.
Memang tidak banyak yang bisa kita lakukan selain melakukan hal-hal kecil dengan Cinta yang besar seperti pesan Bunda Pelindung Paroki kita. Seperti cinta dan kasih yang digerakkan oleh Tuhan Yesus sehingga kami bisa sedikit memberi sedikit senyum bagi mereka di panti asuhan Sinar Pelangi di Minggu siang itu. (ECS, 170118)
=============================================================
Bagi yang tergerak hatinya dan ingin membantu anak-anak di Panti Yayasan Sinar Pelangi Jatibening (www.sinarpelangi.or.id) Berikut ini No Rekeningnya:
No. 006.009.912.2172, Bank Mandiri Cabang Kalimalang a/n. T.A.M. Lemmers (qq. Yayasan Sinar Pelangi)
No. 095.03.39.845, BCA Bogor Cab. Utama Jl. Ir. H. Juanda a/n. Lemmers The
14 September 2017
3 Langkah Sukses Dipanggil Wawancara Kerja
- NAMA DAN KONTAK
- AREA OF INTEREST
- PENDIDIKAN
- PENGHARGAAN, PENGAKUAN, TANDA KEHORMATAN
- PRESENTASI DAN PUBLIKASI
- PENGALAMAN DAN PEKERJAAN
- KEANGGOTAAAN ILMIAH ATAU PROFESIONAL
- REFERENSI
http://aquarius.id/buku-3-langkah-sukses-dipanggil-wawancara-kerja/
29 April 2009
RODA KEHIDUPAN
Satu tahun roda kehidupan kita di 2008 sudah berlalu. Saat kehidupan menerima begitu banyak tanya MENGAPA? KENAPA? dari berjuta orang yang tidak puas akan roda hidup yang dipanggulnya karena sesak, airmata, duka dan semua perasaan tidak bahagia lainnya, bukankah kehidupan membalas juga dengan memberi jawab dengan pertanyaan lainnya, LALU APA? BAGAIMANA?
Ada banyak sekali jalan, jika kita mau sedikit lebih peka dengan dengan pertanyaan-pertanyaan itu.
Bukankah jadi satu hal baik jika kita mau membongkar sejuta jawab dengan pertanyaan-pertanyaan balasan tadi?
Karena dari proses penggalian jawaban-jawaban tadi maka kita akan makin didewasakan, kita makin ditumbuhkan dalam kematangan pribadi. Menjadi pribadi-pribadi yang lebih tahan uji! Menjadi pribadi-pribadi yang selalu LEBIH BESAR daripada apapun yang dapat terjadi.
Tapi ironisnya, kita termasuk saya tentunya hanya berfokus pada dua pertanyaan MENGAPA dan KENAPA? Kita hanya fokus pada hal-hal yang mengecilkan kita, kita jarang sekali fokus pada hal-hal yang membesarkan kita. Happy New Year!
(1 Januari 2009)
Sepenggal Percakapan
Tadi pagi, waktu berangkat kerja, gak sengaja ketemu dengan seorang wanita paruh baya, mungkin sekitar 35 tahun-an. Kulitnya cukup bersih, wajahnya oriental. Ia mengenakan pakaian daster warna abu-abu selutut. Di tangannya menenteng plastik hitam cukup besar yang biasa dikenakan orang-orang untuk menampung sampah.
Dia berhenti tepat di depanku yang sedang menunggu mobil untuk berangkat kerja. Cukup jelas aku memperhatikan raut mukanya. Tak ada ekspresi apapun. Lalu ia menunduk dan memungut gelas aqua di dekat kakiku dan memasukkannya ke dalam plastik hitam di gendongannya. Lalu ia berlalu dan terus menunduk sambil memperhatikan sekitarnya. Siapa tahu ada lagi yang bisa dipungutnya.
Lalu aku terdiam, dan hatiku merasakan seseuatu. Entah apa namanya. Belum sempat aku bergumam, aku mendengar percakapan di sebelahku.
”Lagi hamil kayaknya ibu tadi!” seorang wanita di sebelahku berkomentar pada rekan sebelahnya.
” Kasihan ya ! suaminya kemana?Sampai harus jadi pemulung.”
...................................................................................................
Dan rentetan percakapan lainnya. Entahlah. Tapi aku sangat salut pada ibu itu. Yang memilih mengais rejeki dari tangannya sendiri. Tidak bergantung pada belas kasihan orang lain. Ia tidak memilih untuk menjadi pengemis atau penipu.
Kehidupan memang terkadang tidak memberikan semua yang kamu inginkan. Tapi kehidupan memberikan semua yang kamu butuhkan untuk dapat bertahan hidup.
(Pos Polisi Tol Barat, 230708)
Bahasa Cinta Memang Menyatukan Banyak Perbedaan
”Jangan khawatir jika bahasamu tidak dapat dimengerti orang lain, karena bahasa cinta selalu dapat dimengerti”
Ramai sekali teriakan anak-anak di depan rumahku. Mereka bersorak-sorak menyemangati temannya yang sedang berjuang mencapai hadiah –hadiah puncak di lomba panjat pinang tujuh belasan RT-ku.
”Capek banget hari ini” gumamku sambil terus mengayun langkah menerobos keramaian itu. Pandanganku spontan langsung menyapu arena pertandingan panjat pinang itu. Hadiahnya banyak sekali. Tapi entahlah, rasanya aku lebih tertarik untuk segera sampai ke kamar kostku, merebahkan diri di kamarku, membayangkan segayung air dingin membasahi kepalaku...
Sayup-sayup keramaian itu mulai reda, seakan memberi kesempatan untuk istirahat soreku. Baru saja akan kupejamkan mata, tiba-tiba saja aku teringat dengan enam digit angka yang sudah sangat kuhapal 4-2-5-4-5-6-1. Pemilik nomor telepon itu adalah Griya Asih. Seperti namanya Rumah Kasih Sayang, Griya Asih adalah sebuah rumah yang tidak pernah kehabisan cinta untuk anak-anak jalanan berlokasi di daerah Cempaka Putih Jakarta Pusat. Tepatnya di Jalan Murdai 1, Cempaka Putih. Sudah sekitar dua tahun aku sering mengunjungi rumah itu, hanya untuk belajar menjadi seorang kakak dan teman buat mereka saat belajar mengerjakan PR sore hari bersama relawan-relawan lainnya.
“Ada 7 anak baru dari Nias datang. Mereka lucu-lucu dan tidak bisa berbahasa Indonesia.
Jadi, kalo kami bicara ya pake bahasa tarzan, sye, aa, uu, aa, uu he..he....” ujar Kak Sisil, pengurus Griya Asih sambil tertawa.
Aku pun terlarut dalam irama tawanya sambil membayangkan gaya mereka berkomunikasi ala tarzan.
”Mereka suka sekali dipeluk!”ujar Kak Sisil lagi menambahkan.
”Setiap hari di Nias, yang mereka lakukan adalah mencari kayu bakar, yang jaraknya bisa mencapai 12 KM dari rumah mereka, tidak ada angkutan, dan kaki mereka pun harus beradu dengan jalanan berbatu. Jika mereka sudah mendapatkan kayu bakar, barulah mereka akan mendapat makan. Makannya bukan nasi, hanya sagu atau ubi atau jagung. Tapi, jika tidak mendapat kayu bakar, maka seringkali mereka akan dipukuli.Makanya, jika kita peluk mereka dan kita sudah melepaskan pelukan kita, mereka akan balas memeluk. Untuk ukuran anak-anak usia 6-8 tahun, pelukan, perhatian memang punya arti tersendiri untuk mereka yang mungkin jarang sekali dipeluk.”
Miris sekali rasanya aku mendengar Kak Sisil bercerita. Semua ini karena aku begitu jelas merasakan perbedaan kehidupan yang begitu jelas. Baru saja aku pulang dari Jakarta, dari sebuah acara yang kental sekali menampilkan kehidupan metropolis orang-orang kelas atas yang kehidupannya bertolak belakang dengan kehidupan anak-anak itu J
”Lucunya lagi, waktu malam sye, mereka senang sekali waktu ditunjukkin kamar mereka nanti, mereka senang sekali bisa tidur di atas kasur, dengan seprei bersih. Mereka loncat-loncat kegirangan, he.he.... Di kampung, mereka tidur di lantai dengan alas tikar saja. Cukup terkejut lagi, waktu aku suruh mereka tidur, tahu gak mereka jawab apa?
”Gak. Emang apa Kak?” tanyaku penasaran
”Kan, belum gelap Kak. Di kampung kalau belum gelap ya belum boleh tidur!”
Aku tersenyum dan sontak hatiku merasakan seseuatu. Ini hari kemerdekaan Republik Indonesia. Tapi, ternyata suka cita dan teriakan kebahagiaan itu belum milik semua rakyat Indonesia.
Tapi inilah Indonesia, tanah airku tercinta, tapi atas dasar keadaan ini, kita pun tidak bisa hanya diam, menggerutu dan menyalahkan pemerintah. Bangun, bangkit dan berbuat seseuatu untuk mereka itu jauh lebih berarti. Sekecil apapun itu sangat berarti untuk mereka.
06 August 2008
Tenang
01 July 2008
Keberuntungan Datang di Balik Musibah
Satu-satunya penumpang yang selamat dari sebuah kapal yang karam, terdampar di sebuah pulau kosong. Ia berdoa agar Tuhan berkenan menyelamatkannya. Setiap hari ia memandangi laut dan berteriak-teriak minta tolong. Tapi tak sebuah kapal pun tampak.
Lelah ia berteriak-teriak. Ia lalu mendirikan gubuk kecil sebagai tempat berlindung dari panas, hujan dan binatang buas.
Suatu hari ketika ia pulang setelah mengumpulkan bekal makanan, ia melihat gubuknya terbakar habis. Asapnya membumbung ke angkasa. Semua barangnya hangus dilalap api. Ia tersentak dalam kesedihan sekaligus kemarahan yang teramat sangat. "Tuhan, mengapa kau lakukan ini padaku!" teriaknya.
Keesokan paginya, ia terbangun dan dikejutkan oleh suara keras. Ternyata, sebuah kapal berlabuh di pantai untuk menyelamatkan dirinya!
"Bagaimana kalian tahu bahwa aku ada di sini?" tanyanya pada orang-orang yang menyelamatkannya.
"Kemarin kami melihat tanda asap tebal yang kau kirimkan," jawab mereka.
Smiley...! Terkadang keberuntungan datang di balik apa yang kita sebut dengan musibah. (170301)
(Unknown, "Blessings Usually Come in Disguise")