Hidup rapuh ini Kau kehendaki.
Kau tinggikan daku atas tiada
Biar kini daku bersyukur Tuhan
Merasa tenteram di keraguan
Melesat dari hidup hanya rindu
Biar daku jatuh dalam tangan-Mu
(lagu syukur alm Surya Suyata OSC,BBB 117)
“Itu lagu syukur yang sangat dalam maknanya buat saya” ujar Romo Tejo pada acara syukuran atas tahbisannya di aula St Arnoldus, Minggu, 3 Febuari 2007.
Bonifasius Haryo Tejo Bawono yang kini akrab dipanggil MOJO (Romo Tejo) adalah Putra St
Merupakan kebanggaan tersendiri bagi keluarga Bapak Petrus (alm) dan Ibu Tukirah atas tahbisan putra ketiga dari tiga bersaudara ini. Ibu Tukirah Petrus adalah sosok ibu sederhana yang memiliki kehidupan luar biasa. Lewat tangan-tangannya, banyak dihasilkan makanan untuk jadi salah satu sumber energi para Romo dalam aktifitasnya.
Romo Tejo yang lahir pada tanggal 14 Mei 1979 ini bertutur di khotbah perdananya “
Lagi kata Romo Tejo, “Ikuti saja kata hati! Hati membawamu kepada kebahagiaan!Hati yang tulus, hati yang sederhana!”
“Memang banyak batu sandungan dan kerikil saat kita mengikuti kata hati. Tapi HATI memang harus selalu dijaga dan dipelihara!Panggilan ini saya ingin jalani dengan hati yang sederhana saja.”
Romo Agus Rahmat Widiyanto, dan teman-teman Romo dari OSC juga ikut hadir memberi banyak kekuatan dan menularkan banyak berkat di Misa Perdana Romo Tejo, siang itu.
“Banyak Pastur yang pintar khotbah. Banyak Pastur yang hebat tapi Pastur yang tulus itu tidak ada, maka saya mau doakan Romo Tejo jadi Pastur yang TULUS dan KUDUS!” ujar Romo Ansel selaku kepala paroki St Arnoldus dalam misa itu pula.
1 comment:
Hai...ini MOJO;-)
Trims ya atas reportasenya
Saya kaget ternyata ada yang memberikan perhatian
Salam hangat
tejosc
Post a Comment