Aku tersesat dalam kebingungan
Ada yang menyelinap di antara dingin pagi dan kabut yang mengaburkan
Ada percakapan yang tertinggal di ruang tamu rumahku
Gerimis menyapaku di senja muram
Tak jua mereda rintiknya
Terus mengucur ringan
Tak jua mengering
Lalu aku terdiam
Mencoba berbicara dengan angin yang datang bersama hujan
Mengeja kata-kata yang telah terlontar
Terlambat menyadari
Sudah terlalu lama suaramu kuimpikan bersama gerimis
Adalah pertemuan itu terjadi
Tapi virus menciptakan amarah
Menciptakan pikiran buruk menjadi pemenangnya
Akal sehat dan sikap bijak terkalahkan
Di kelengangan angin malam yang suntuk
Daun-daun sujud jatuh di pekarangan
Seperti ada sederet kata tertinggal
Ada jiwa terpecah
Merayap pada cermin yang berdetak
Kuterjemahkan jejaknya
Jalan-jalan membuat persimpangan pada cermin jiwa
Adakah kabut tersingkap
Temukan hati bening
dan bayang-bayang menemukan kejelasan tentang bentuknya?
Ah, entahlah aku hanya seorang pengecut
Untuk berani mengetahuinya
(Bekasi, Sabtu 060408)
No comments:
Post a Comment