Telah kuungsikan mimpi
Ucapkan selamat tinggal pada sawah ladang
Aku pergi ulurkan persahabatan dengan mesin-mesin pabrik,
Gedung-gedung perkantoran yang katanya menjanjikan!
Tergoda nyanyian zaman yang dibawa televisi-televisi masuk ke seluruh denyut nadiku
aliran darahku, merasuk, mengalir...... dan membangkitkan gairahku untuk bermimpi
Gemerlap
Ya, dan aku pun terhanyut
Terus mabuk……….mabuk!
Tak berpijak lagi pada bumi dan tanah leluhur yang melahirkanku
Gelombang dan terpaan yang dimiliki
Seperti magnet bagiku.
Tapi lama-lama irama itu mengapa makin menyayat-nyayat hati, genderangnya apalagi
Melindas tanpa ampun, tanpa bulu, tanpa iba……
Buat aku yang pasrah dan bergantung begitu saja pada angin dan rintik hujan
Akhirnya, aku terseret ke lorong-lorong jalan, ke terminal-terminal, ke lampu merah-lampu merah.
Sambil jajakan dagangan, dan teriakkan harapan
Harap daganganku laku dan pulang bawa uang untuk anak-istriku
Belajar terjemahkan tiap langkahku, aduh…..mengapa?
Tangis batin menjerit-jerit!
tapi terhibur pengertian dan kesabaran
setiap kali Matahari mengunyah airmata
Air mata yang terus menghitung berapa utang terbebani
Tapi, mimpi itu tetap ada
Mimpi pijar lampu neon
Meski ribuan rintik hujan berjuang berkali-kali menguburnya dalam tanah yang berpijak-pijak.
Mimpi yang akhirnya tercecer di setiap perempatan-perempatan jalan.
Kala lampu di situ tidak merah,
Ingin kuteriakkan pada angin, pada daun, pada aspal, pada hujan
“Aku baik-baik saja, Bung!”
Dan kulayangkan senyum pada surat-surat kabar
Dan stasiun-stasiun TV,
Lalu, kuceritakan kisah daun, meski pohon tak menginginkannya lagi
Ia tetap setia pada sang pohon,
Walau orang berpikir ia selingkuh pada tanah yang menerimanya iklas saat ia jatuh,
Ia tetap setia.
Untuk anak dan istriku aku adalah daun itu
Dengan caranya bersama tanah, bikin pohon terus berbuah meski ia harus mati.
Aku terus hanyut ……….mabuk……..terbang…….berlari..
Bermimpi trus saja bermimpi tentang khayalan anakku
Bermimpi saja tapi jangan pasrah
Bermimpi saja tapi jangan hanya bergantung pada angin dan rintik hujan.
(Terminal Bekasi, 19 Maret 2007)
No comments:
Post a Comment