29 April 2009

Sepenggal Percakapan


Tadi pagi, waktu berangkat kerja, gak sengaja ketemu dengan seorang wanita paruh baya, mungkin sekitar 35 tahun-an. Kulitnya cukup bersih, wajahnya oriental. Ia mengenakan pakaian daster warna abu-abu selutut. Di tangannya menenteng plastik hitam cukup besar yang biasa dikenakan orang-orang untuk menampung sampah.


Dia berhenti tepat di depanku yang sedang menunggu mobil untuk berangkat kerja. Cukup jelas aku memperhatikan raut mukanya. Tak ada ekspresi apapun. Lalu ia menunduk dan memungut gelas aqua di dekat kakiku dan memasukkannya ke dalam plastik hitam di gendongannya. Lalu ia berlalu dan terus menunduk sambil memperhatikan sekitarnya. Siapa tahu ada lagi yang bisa dipungutnya.


Lalu aku terdiam, dan hatiku merasakan seseuatu. Entah apa namanya. Belum sempat aku bergumam, aku mendengar percakapan di sebelahku.

”Lagi hamil kayaknya ibu tadi!” seorang wanita di sebelahku berkomentar pada rekan sebelahnya.

” Kasihan ya ! suaminya kemana?Sampai harus jadi pemulung.”

...................................................................................................


Dan rentetan percakapan lainnya. Entahlah. Tapi aku sangat salut pada ibu itu. Yang memilih mengais rejeki dari tangannya sendiri. Tidak bergantung pada belas kasihan orang lain. Ia tidak memilih untuk menjadi pengemis atau penipu.


Kehidupan memang terkadang tidak memberikan semua yang kamu inginkan. Tapi kehidupan memberikan semua yang kamu butuhkan untuk dapat bertahan hidup.

(Pos Polisi Tol Barat, 230708)

No comments: