06 August 2008

Tenang













Saat binar jadi berpendar

Dan awan berarak menjauh

Langit tak malu-malu

Menudunginya....


Sampan terus terkayuh

aku diam tak bertelut

Kubiarkan damai

Memelukku mesra.
Air bergejolak jadi diam

Sampanku jalan tenang.


(Cikarang, 6 Agustus 2008)

01 July 2008

Keberuntungan Datang di Balik Musibah

Satu-satunya penumpang yang selamat dari sebuah kapal yang karam, terdampar di sebuah pulau kosong. Ia berdoa agar Tuhan berkenan menyelamatkannya. Setiap hari ia memandangi laut dan berteriak-teriak minta tolong. Tapi tak sebuah kapal pun tampak.


Lelah ia berteriak-teriak. Ia lalu mendirikan gubuk kecil sebagai tempat berlindung dari panas, hujan dan binatang buas.


Suatu hari ketika ia pulang setelah mengumpulkan bekal makanan, ia melihat gubuknya terbakar habis. Asapnya membumbung ke angkasa. Semua barangnya hangus dilalap api. Ia tersentak dalam kesedihan sekaligus kemarahan yang teramat sangat. "Tuhan, mengapa kau lakukan ini padaku!" teriaknya.


Keesokan paginya, ia terbangun dan dikejutkan oleh suara keras. Ternyata, sebuah kapal berlabuh di pantai untuk menyelamatkan dirinya!

"Bagaimana kalian tahu bahwa aku ada di sini?" tanyanya pada orang-orang yang menyelamatkannya.

"Kemarin kami melihat tanda asap tebal yang kau kirimkan," jawab mereka.

Smiley...! Terkadang keberuntungan datang di balik apa yang kita sebut dengan musibah. (170301)

(Unknown, "Blessings Usually Come in Disguise")

27 June 2008

Menjadi Yang Dituakan!

Tidak mudah menjadi seorang yang dituakan
Apa saja terkadang selalu terlihat salah
Tidak semua niat baik ditanggapi dengan baik.


Tidak mudah untuk selalu tersenyum
Harus berperang keras dengan kernyut dahi dan mulut yang mengatup rapat
Hanya sabar, sabar dan sabar yang membuatnya menjadi mudah
Sabar dengan totalitas penuh akan penerimaan totalitas mereka
Terima complete set!


Biarkan Tuhan saja yang menjadi jawabannya
Dan biarkan mereka merasakan betapa baik-Nya Engkau
Asalkan mereka mau percayai itu.
Aku mengerti setiap orang bebas untuk menjadi dirinya sendiri.
Ya, dan proses untuk setiap orang dapat menemukan jati dirinya, tidaklah sama.
Dan aku bukan Tuhan bagi mereka.
Aku hanya seorang anak kecil yang punya begitu banyak kekurangan
Tapi aku sangat sadar
Mereka itu warna warni dan bintang terang dalam hari-hariku.


(Untuk adik2ku tersayang, 21 Januari 2007)

Percakapan Yang Tertinggal

Aku tersesat dalam kebingungan

Ada yang menyelinap di antara dingin pagi dan kabut yang mengaburkan


Ada percakapan yang tertinggal di ruang tamu rumahku

Gerimis menyapaku di senja muram

Tak jua mereda rintiknya

Terus mengucur ringan

Tak jua mengering


Lalu aku terdiam

Mencoba berbicara dengan angin yang datang bersama hujan

Mengeja kata-kata yang telah terlontar

Terlambat menyadari


Sudah terlalu lama suaramu kuimpikan bersama gerimis

Adalah pertemuan itu terjadi

Tapi virus menciptakan amarah

Menciptakan pikiran buruk menjadi pemenangnya

Akal sehat dan sikap bijak terkalahkan


Di kelengangan angin malam yang suntuk

Daun-daun sujud jatuh di pekarangan

Seperti ada sederet kata tertinggal

Ada jiwa terpecah

Merayap pada cermin yang berdetak

Kuterjemahkan jejaknya

Jalan-jalan membuat persimpangan pada cermin jiwa


Adakah kabut tersingkap

Temukan hati bening

dan bayang-bayang menemukan kejelasan tentang bentuknya?

Ah, entahlah aku hanya seorang pengecut

Untuk berani mengetahuinya

(Bekasi, Sabtu 060408)

07 May 2008

Sarapan Cinta di Pagi Buta







Aku ingin meniup seruling

Dan kutiupkan nada demi nada

Yang mengalun hangat di resonansinya

Dan ingin kusampaikan betapa baiknya Tuhan


Pagi ini saat mentari masih malu-malu menampakkan diri

Terbius rasa nyaman dalam pelukan malam

Kudengar kicau burung ramai dan riang

Kusujud di kapel Katedral


Siapkan hati untuk hari ini.

Pukul 05.30 kuberanjak pergi

Karmel tujuanku, adalah kelanjutan langkah dari Katedral ini.

Mencari sedikit makanan bagi jiwaku yang hampir terlupakan


Langkahku tiba-tiba saja terhenti

Dan mataku terperangkap pada dua sosok insani

Sepasang Oma dan Opa berjalan bergandengan tangan

Begitu mesra berjalan menuju Gereja.

Rambut mereka sudah memutih semua


Jalan mereka tidak tegap lagi.

Tujuh puluh tahun?Hm....

Delapan puluh tahun??

Opa menuntun Oma dengan begitu hati-hati

Meski tangan Opa yang satunya lagi harus bersandar di tongkat penyangga

Menyangga tubuhnya yang tidak tegap lagi

"Ah....Tuhan, inikah sarapan cinta untukku?" desahku.

Seketika hatiku menjadi hangat


(Katedral, 1 Mei 2008, Kenaikan Isa Almasih)

Ayo Terbang









Untuk Isma-sahabat kecilku.


Ada yang kukagumi

Pada mata indahnya yang berpendar terang.

Meski ada benjolan besar di lehermu.

Saat kita saling bergandeng tangan

Dan menari poco-poco sama sama.

Kamu tertawa selepasnya.


Adik kecil,

Lupakan saja suara-suara sumbang

Yang menghanyutkan air matamu bermancur mancur

Jangan takut!

Terus saja terbang, dan jangan pernah berhenti karena takut!


Sayap-sayap kecilmu menantimu untuk menggerakkannya.

Jalanmu masih panjang, Adik Kecil!

Ayo kembali terbang dan jemput mimpimu.

Ayo terus terbang!


Lukislah langit dengan kepak ceriamu

Layaknya anak sebaya usiamu.

Birukan jejak awan!


Maka kau pasti akan takjub

Betapa kau sangat berharga

Meski kau hanya sebatang kara.

Kamu membuat semuanya jadi tampak indah


Adik kecil,

Kamu juga telah melukis senyum di bibirku.

Membuat hatiku jadi damai seketika.

(Panti Sinar Pelangi, 21 May’06)


Khawatir? Ada waktunya sendiri......

Dari Mario Teguh:

Ada waktu untuk merasa khawatir, dan ada waktu untuk bekerja keras tanpa rasa khawatir.

"Saya tidak akan mengurangi kesempatan saya untuk bekerja dan menghasilkan yang baik, dengan mengkhawatirkan hal-hal yang belum bisa saya selesaikan melalui yang saya kerjakan sekarang".

"Saya akan khawatir nanti, bila waktu untuk khawatir telah tiba".

"Itu sebabnya saya damai".

[I'm Easy Like Sunday Morning by Mario Teguh]


Seringkali kita merasa khawatir mengenai hal-hal yang sebetulnya belum waktunya untuk kita khawatirkan,

Seringkali kita terlalu ingin mengetahui hal-hal disekitar kita dengan menganalisa dengan sangat akurat sekali detail-detail dan dampak yang akan terjadi yang berhubungan dengan apa yang akan kita jalani atau yang akan kita lakukan,

Sehingga kerap kali kita tidak menyadari bahwa dengan mengetahui hal-hal yang belum waktunya tsb mengakibatkan banyaknya dinding-dinding yang menghalangi kita untuk bekerja keras dan bersiap menyambut datangnya kesempatan.


Karena,

"Tugas saya bukan untuk memastikan keberhasilan. Tugas saya hanyalah memastikan bahwa saya mencoba. Karena kesempatan untuk menang - ada di dalam upaya".


Kalau begitu,

Yakinlah dan tegaslah dalam memutuskan, karena kita tidak akan pernah ahli dan selalu benar dalam segala hal.
Kita hanya perlu berhasil dalam satu bidang yang kita cintai dimana kita terlihat menonjol dalam bidang tersebut.



So, don't make it complicated, just work through it...



06 May 2008

Karet Gelang itu Bicara Padaku...


Aku suka bermain dengan karet gelang. Entah dari bekas bungkus nasi yang aku beli di warung atau dari bekas bungkusan lainnya. Atau kadang-kadang juga saat tak sengaja menemukannya tercecer begitu saja di lantai.


Karet gelang itu memang tidak protes jika aku ajak bermain. Aku tarik-tarik sesukaku, aku putar-putarkan di jariku, atau kubentuk sesukaku.


Suatu sore, si karet gelang itu berbicara padaku. ”Hei, hidup itu elastis juga ibarat karet gelang. Bisa fleksibel sesuka yang punya. Hidup dapat ”melar” juga. Tapi jangan dipaksakan jika sudah melebihi batas elastisitasnya


Karet yang masih baru pasti keras bentuknya, dan berukuran kecil, tidak terlalu elastis

Tetapi jika sering digunakan, ia akan lebih elastis. Begitu juga dengan hidup, saat kita sering melatih elastisitasnya, hidup akan lebih lentur, lebih fleksibel, mengikuti apa saja yang dibungkusnya.


Hidup seperti sebuah karet. Tak usah paksakan. Karet punya batas ambang elastisitas. Batasi diri jika tidak kuat melebar lagi. Tak perlu berharap sempurna setiap waktu. Boleh kok jatuh sesekali. Seperti karet yang tak pernah mengeluh jika terlempar jauh, terjatuh atau tidak sanggup membungkus seseuatu yang besar.


Ya, hari ini aku belajar seseuatu dari karet gelang. Kecil, terkesan tak berarti tapi sebenarnya banyak berguna dan memberi pelajaran filosofi tersendiri

(Bekasi, 21 April 2008)

Rasa Takut!


Mario Teguh berkata:


Perlukah rasa takut itu ? Bagaimana mengatasi rasa takut itu ? Mungkinkah ada keberhasilan bagi orang yang takut ?


Ada orang yang berusaha menyembunyikan rasa takutnya. Ada juga yang meng-kounternya dengan mengatakan saya adalah orang yang tidak takut, saya orang yang berani , sementara orang yang lain ada yang terus hidup dalam ketakutan.

Poin-poin pencerahan dari Bapak Mario Teguh sebagai berikut :

  • Rasa takut ada pada setiap orang dan rasa takut itu oke bila dikelola dengan baik. Orang yang takut bukanlah berarti stupid ; rumah tahan gempa dibangun oleh orang yang takut gempa, orang yang takut miskin akan membangun kemampuan agar tidak miskin. Orang yang takut tidak bisa membahagiakan keluarganya akan berupaya sungguh-sungguh untuk mencemerlangkan karir dan kehidupannya.
  • Orang takut haruslah membangun keberaniannya , karena orang yang berani adalah orang yang telah mengalahkan rasa takutnya dengan keberaniannya.
  • Antara takut dan berani ada dalam kontinum yang berbeda karena orang yang beranipun bisa sangat takut.
  • Hidup ini demikian penuh dengan alasan untuk merasa khawatir dan merasa takut, sehingga bila suatu hari kita mendapati hati ini terbebas dari rasa khawatir, sama sekali tidak merasa khawatir, ... justru itu-lah saat untuk mulai merasa khawatir. (EBB #33)
  • Kebahagiaan adalah tidak adanya ketidak- bahagiaan. Ketidak bahagiaan adalah keadaan dimana hadir kekhawatiran dan atau ketakutan. Rasa khawatir adalah bibit dari rasa takut. Dan rasa khawatir yang tidak dikelola dengan baik akan tumbuh menjadi sebuah ketakutan, yang kemampuan merusaknya jauh lebih besar dari rasa khawatir.
  • Bagaimana caranya kita merusak kualitas hidup kita dengan rasa khawatir ? Yaitu dengan tidak melakukan apapun untuk mengatasi penyebab rasa khawatir itu. Lalu apakah semua upaya untuk mengelola rasa khawatir dan takut itu akan menghilangkan penyebab timbulnya perasaan-perasaan itu ? Belum tentu, karena memang ada hal-hal yang berada diluar kemampuan terbaik kita. Dan untuk hal-hal itu kita hanya diminta untuk bisa menerima dengan baik,dan menyerahkannya kepada Pemilik hidup ini.
  • Doa untuk keadaan seperti itu : Yang Maha Pengasih, berilah aku kekuatan untuk menyelesaikan hal-hal yang bisa aku selesaikan, berilah aku kelapangan hati untuk menerima hal-hal yang tidak bisa aku selesaikan, dan berilah aku kebijakan untuk dapat membedakan antara keduanya.
  • Akan selalu ada yang berubah dari keadaannya sekarang. Dari sesuatu yang tidak menjadi masalah , bisa berubah menjadi masalah yang sangat besar. Itulah sebabnya kita harus berhati-hati dalam menjaga hal-hal yang memberikan kebaikan kepada kita baik itu benda, modal, hubungan baik dengan orang lain atau sebuah sumber pendapatan bagi kehidupan kita.
  • Tanpa perawatan, sesuatu yang baik belum tentu berubah menjadi sesuatu yang lebih baik, tetapi lebih sering berubah menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan.
  • Orang yang benar-benar khawatir akan berupaya menjadi lebih bersungguh-sungguh. Jadi khawatirlah.
  • Dalam situasi yang dipenuhi penderitaan dan banyak hal yang menyakitkan hati ini lakukanlah self talk : „ Kamu sedang disakiti ya , koq sakit hati ... come on ! Are you man enough ? Nikmati penderitaan dan bukan hindari yang sedang dialami ; swallow hard and move on ! Pada saatnya kitapun akan dapat mengerti tujuan dari penderitaan yang telah dialami.

29 April 2008

Anger Management

Lagi dari Mario Teguh:

Dalam keseharian kita selalu akan ada hal-hal yang mengganggu kenyamanan kita, hal itu mungkin menyebabkan kita menjadi tidak sabar, mungkin kita menjadi marah karenanya. Kita bertanya dalam hati :

Bolehkah kita marah ?
Bagaimana sikap yang sebaiknya kita ambil ?
Bagaimana mengelola kemarahan itu ?
Bagaimana memberi pengertian pada diri kita dan orang lain ?
Bagaimana cara mengelola masalah yang kita hadapi ?


Pak Mario melalui pointers : Anger Management , The Light of Understanding & Onion effect .

• Seseorang yang tidak bisa merasa marah – tidak bisa disebut penyabar, karena dia hanya tidak bisa marah. Orang yang marah dan bisa mengelola kemarahannya untuk tetap berlaku baiklah yang bisa disebut penyabar. Memang hal ini tidak mudah dilakukan maka kita perlu berlatih untuk mampu mengendalikan diri.

• Kesabaran kita diukur dari kekuatan kita untuk tetap mendahulukan yang benar dalam perasaan yang seolah-olah membuat kita merasa berhak untuk bertindak melampaui batas . Kesabaran itu bukanlah sifat tetapi adalah merupakan akibat dari kita mengendalikan diri.

• Seringkali kita menderita karena reaksi yang melambung tinggi dalam kemarahan kita, maka kita perlu untuk menyadari dengan baik akan hal ini dan kehati-hatian dalam bereaksi inilah yang menjadikan kita tampil sabar.

• Kelas kita ditentukan oleh kualitas reaksi terhadap sesuatu yang bisa membuat kita marah, Jadi saat kita dapat marah pada saat yang tepat, karena sebab yang tepat, pada orang yang tepat, untuk tujuan yang tepat dan tingkat kemarahan yang tepatlah yang akan menjadikan kita pribadi yang berkelas.

• Saat kita sudah melakukan yang benar dan ada orang yang berupaya mengecilkan kita – orang itu sesungguhnya adalah orang kecil yaitu orang yang berupaya mengecilkan orang lain agar mereka bisa merasa besar. Hanya orang kecil yang bisa dikecilkan oleh orang kecil karena orang besar akan sangat berhati-hati dengan perasaan hormat kita kepada diri sendiri. Jadi jangan mau dikecilkan oleh orang kecil. Akan ada kebesaran yang dijanjikan Tuhan bagi pribadi yang mau membesarkan orang lain.

• Miliki sinar yang paling cemerlang yaitu sinar pengertian. Seringkali kita menyalahkan, bahkan ada yang sampai hati merendahkan, menyiksa dan bahkan mendzalimi orang-orang yang tidak sependapat dengan kita. Bila kita mampu untuk berhenti sejenak dan mulai berupaya mengerti kesulitan, keterbatasan dan keterbatasan 'musuh' kita , mungkin kita akan sampai pada pengertian yang adil mengapa dia mengambil sikap dan tindakan yang berseberangan dengan kita. Orang yang mengerti akan gampang bersabar.

• Hampir semua hal yang penting dalam kehidupan ini bisa terlihat melalui sinar pengertian, maka sebetulnya orang yang tidak mengerti adalah sama tidak melihatnya dengan orang yang tidak mampu melihat sinar sama sekali. Dengan pengertian – tidak ada kegelapan, tabir atau jarak yang bisa menghalangi pandangan kita maka orang yang menolak untuk mengerti – telah sebetulnya membutakan diri mereka sendiri.

• Pengertian adalah kebaikan - sehingga tidak ada orang yang mengerti yang melakukan keburukan. Itu sebabnya kasih sayang kita terlimpah kepada mereka yang kurang terdidik tetapi yang mengijinkan diri mereka menerima pengertian-pengertian yang baik dan kesedihan kita yang memberati hati datang kepada mereka yang terpelajar – tetapi yang lantang berbicara dan yakin bertindak dalam keburukan.

• Kita tidak mungkin mengerti yang tidak kita sukai, karena pengertian hanya akan datang melalui pintu hati yang ramah. Kebencian adalah sikap menolak yang sangat kuat yang bahkan menolak nilai-nilai baik dari yang dibencinya dan membutakan diri dari kesalahan dan kekurangan dirinya sendiri. Bahkan bila dia harus mengakui adanya kesalahan pada dirinya sendiri, dia akan selalu menemukan cara untuk menyalahkan orang lain sebagai penyebab kesalahan dirinya itu. Bila kita ingin menjadi pribadi yang luas pengertiannya – jadikanlah diri kita pribadi yang lebih penyayang dan kita yang lebih luas pengertiannya akan dimengerti oleh masyarakat yang lebih luas.

• Untuk mengerti kita harus memperhatikan keteraturan. Ada sesuatu yang matematis dalam sifat-sifat pengertian – dia yang mengupayakan pencapaian pengertian adalah selalu pribadi yang memperhatikan pola dan keteraturan hukum sebab akibat dalam kehidupan manusia dan perilaku alam. Darinya dia menyimpulkan pelajaran, yang pertama sebagai pengertian bagi dirinya dan yang kemudian diupayakan sebagi pengertian bagi sebanyak mungkin orang lain.

• Kita perlu memperhatikan masalah yang dihadapi, bukan penderitaan yang dialami akibat masalah itu. Anjuran kepada kita adalah: Tatap masalah itu lekat-lekat dimatanya, lalu mengenali wajahnya , lalu mengetahui jalan-jalan masuk yang digunakannya, lalu memberinya nama. Itu penting karena hanya masalah yang mempunyai nama yang jelas yang jelas penyelesaiannnya.

Pemimpin~Penjual Harapan?

Sumber: MTSC


Kepemimpinan adalah sebuah proses mempengaruhi individu atau organisasi untuk mencapai urutan hasil dalam urutan tindakan yang setia pada sebuah misi.


Seorang pemimpin adalah seorang penjual harapan, melalui kejelasan visi dan kekuatan misi.

Maka pastikanlah bahwa tindakan kita tidak berorientasi kepada kepentingan yang bukan bagi kebaikan yang kita pimpin.


Mohon Anda sadari bahwa, bagi seorang pemimpin – menjadi yang dipercaya adalah hadiah yang lebih baik dari apapun. Kepercayaan yang diberikan oleh anggota organisasi kepada seorang pemimpin datang dari perasaan terpastikan dalam mempercayakan proses memimpin pencapaian tujuan bersama kepadanya.


Untuk itu, siapapun akan mencapai kepantasan sebagai seorang pemimpin, bila ia membiasakan dirinya untuk meninggikan orang lain, tanpa merendahkan dirinya sendiri.


Dengannya, bila Anda berada dalam kendali yang baik, maka mereka akan merasa tenang dalam kepemimpinan Anda, lalu kemudian bila mereka merasa lebih percaya diri dalam kepemimpinan Anda, maka Anda adalah seorang pemimpin yang berwibawa.


Mohon Anda perhatikan bahwa, kewibawaan kepemimpinan seseorang dapat didefinisikan sebagai pesona pribadi yang memenangkan persetujuan orang lain, untuk bersikap dan berlaku sebagaimana yang dipimpinnya.


Dengannya, semua pemimpin yang berhasil membangun kebesaran organisasinya, selalu adalah pemimpin yang dekat dengan mereka yang dipimpinnya.


Sadarilah bahwa dia yang tidak melakukan hal-hal yang mendatangkan kebaikan bagi mereka yang dipimpinnya, telah menunda tercapainya kebaikan yang menjadikan hak mereka.


Maka kembangkanlah praktik-praktik kepemimpinan dan proses operasi yang membangun keceriaan dan keleluasaan untuk mencapai hasil lebih.


Marilah kita menjadi pribadi-pribadi yang perbedaannya adalah kemampuan untuk mengubah yang biasa, menjadi luar biasa.


Perhatikanlah, sebuah organisasi tidak mungkin bisa bergerak mendekati bentuk kreatifitas apapun, bila sang pemimpin menjadikan dirinya sendiri sebagai contoh utama dalam penolakan cara-cara yang lebih baik.

Dari mana memulainya?

Seperti dalam hal apapun,

mulailah dari diri Anda sendiri.

Anda adalah seorang khalifah.

31 March 2008

Surat dari Bapa



Anak-Ku...
Engkau mungkin tidak mengenal Aku, tetapi Aku mengenal segala sesuatu tentang dirimu...(Maz.139:1) Aku tahu kalau engkau duduk atau berdiri ... (Maz.139:2) Aku mengerti segala jalanmu ... (Maz. 139:3) Setiap helai rambut kepalamu, terhitung semuanya ...
(Mat. 10:29-31) Karena engkau diciptakan dalam gambar dan rupa- Ku ... (Kej. 1:26-27) Di dalam-Ku engkau hidup, engkau bergerak dan engkau ada ... (Kis. 17:28) Sebab engkau ini adalah keturunan-Ku ... (Kis.17:28)


Aku mengenal engkau sejak sebelum engkau ada dalam kandungan ... (Yeremia 1:4-5) Aku memilih engkau dari semula sebelum Aku menciptakan segalanya ... (Ef. 1:4-5) Engkau ada bukan karena suatu kesalahan,karena hari-harimu ada tertulis dalam kitab-Ku ...(Maz. 139:15-16) Aku telah menentukan waktu yang tepat untuk kelahiran dan di mana engkau akan hidup... (Kis.17:26) Kejadianmu dahsyat dan ajaib ... (Kis. 139:14) Karena Aku menenun engkau dalam kandungan ibumu ... (Maz. 139:13) Dan mengeluarkan engkau pada hari engkau dilahirkan ... (Maz. 71:6)


Seringkali Aku tidak dipahami oleh mereka yang tidak mengenal Aku ... (Yoh. 8:41-44) Aku tidak berada di tempat jauh dan murka, tetapi Aku adalah kasih yang sempurna ... (1 Yoh. 4:16) Dan adalah kerinduan-Ku untuk mengaruniakan Kasih-Ku untukmu ... (1 Yoh. 3:1) Semua itu karena engkau adalah anak-Ku dan Aku adalah Bapamu ... (1 Yoh. 3:1) Aku memberikan lebih dari yang dapat diberikan bapamu yang di dunia ...
(Mat. 7:11) Karena Akulah Bapamu di Surga yang adalah sempurna ... (Mat. 5:48)


Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna engkau terima dari tangan-Ku...(Yak. 1:17)
Karena Akulah pemeliharamu dan Aku memberi semua yang engkau perlukan ... (Mat. 6:31-33) Rancangan-Ku yang diberikan kepadamu adalah hari depan yang penuh harapan ... (Yer. 29:11) Karena Aku mengasihi engkau dengan Kasih yang kekal ... (Yer. 31:3) Pikiran-Ku terhadap engkau tidak terhitung seperti pasir di tepi pantai ... (Maz. 139:17-18) Dan Aku bergirang karena engkau dengan sukacita dan sorak-sorai ... (Zef. 3:17) Aku tidak pernah berhenti berbuat baik kepadamu ... (Yer. 32:40) Karena engkaulah harta kesayangan-Ku ... (Kel. 19:5)


Aku merindukan untuk mengokohkan engkau dengan segenap hati-Ku dan jiwa-Ku ... (Yer. 32:41) Aku akan menunjukkan kepadamu hal-hal yang besar dan yang ajaib ... (Yer. 33:3) Jika engkau mencari Aku dengan segenap hatimu, engkau akan menemukan Aku ... (Ul. 4:29)


Bergembiralah karena Aku, maka Aku akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu... (Maz. 37:4) Karena Akulah yang mengerjakan di dalammu kemauan itu ... (Fil. 2:13) Aku dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang engkau pikirkan ... (Ef. 3:20) Karena Akulah yang menganugerahkan penghiburan abadi kepadamu ... (2 Tes. 2:16-17) Akulah juga Bapa yang menghiburmu dalam segala penderitaanmu ... (2 Kor. 1:3-4) Ketika engkau patah hati, Aku berada dekat kepadamu ... (Maz. 34:19) Seperti seorang gembala menggembalakan dombanya, Aku membawa engkau dekat ke hati-Ku... (Yes. 40:11) Suatu hari Aku akan menghapus semua air mata dari matamu ... (Wah. 21:3-4) Dan Aku akan mengangkat semua kesusahan yang engkau derita di atas bumi ... (Wah. 21:3-4)


Akulah Bapamu, dan Aku mengasihi engkau seperti Aku mengasihi putra-Ku, Yesus ... (Yoh.17:23) Karena di dalam Yesus, Kasih-Ku kepadamu dinyatakan ... (Yoh. 17:26) Dialah gambar wujud dari keberadaan-Ku ... (Ibrani1:3) , Ia datang untuk menyatakan bahwa Aku di pihakmu, dan bukan untuk melawanmu ... (Roma 8:31) Dan untuk memberitahumu bahwa aku tidak memperhitungkan pelanggaranmu ... (2 Kor. 5:18-19) Yesus mati supaya engkau dan Aku dapat diperdamaikan ... (2 Kor. 5:18-19)


Kematian-Nya adalah pernyataan terbesar dari kasihKu untukmu ... (1 Yoh. 4:10) Aku menyerahkan semua yang Aku sayangi supaya Aku mendapat kasihmu ... (Roma 8:31-32) Jika engkau menerima anugrah Anak-Ku Yesus,engkau juga menerima Aku ... (1 Yoh. 2:23) Dan tidak lagi ada yang akan memisahkan engkau dari kasih-Ku ... (Roma 8:38-39) Kembalilah dan Aku akan mengadakan pesta terbesar yang pernah ada di Surga ... (Lukas 15:7) Selamanya Aku adalah Bapa, dan selamanya Aku tetaplah Bapa ... (Ef. 3:14-15)


PertanyaanKu adalah.....
Maukah engkau menjadi Anak-ku? ... (Yoh. 1:12-13) Aku menanti-nanti untukmu ... (Luk. 15:11-32) Kasih-Ku untukmu, Bapamu, Allah yang MahaKuasa.

Mommeee


Sepulangku dari tempat kerja, saat matahari meredupkan sinarnya dan mengucap selamat datang senja, kudapati pintu rumahku tertutup rapat begitu pula dengan tirai-tirainya. Gelap. Lampu teras tidak dinyalakan. “Wah, tumben si –Budi kemana ya?” gumamku dalam hati. Budi itu nama adik bungsuku yang untuk sementara tinggal denganku.


“Ya, sedang main kali”jawabku sendiri sambil terus mencari kunci rumah dalam tasku. Tapi, anehnya saat anak kunci itu kumasukkan ke induknya, ternyata kudapati pintu tidak terkunci, spontan saja langsung kubuka pintu dan berjalan masuk. Kuletakkan tas berat ini dan melepaskan sepatuku. Seketika itu juga mataku langsung menangkap sosok yang tidak asing olehku. Adikku Budi sedang tertidur sambil meringkuk dan menyembunyikan seluruh tubuhnya dengan selimut sampai tak terlihat lagi jari kaki dan rambutnya. Seluruh tubuhnya terbenam hangat dalam selimut itu.


Aku menghampiri tempat tidurnya dan berlutut sambil perlahan mencoba mengintip wajahnya dari balik selimut.


Panas! Saat kusentuh tangannya. “Budi, kamu sakit ya?”Sebuah pertanyaan bodoh meluncur begitu saja dari mulutku. “Sudah minum obat belum?Sudah makan belum?Budi mau makan apa sayang?” Cerewetku mulai kambuh, aku menghujaninya dengan pertanyaan-pertanyaan yang dijawab hanya dengan tatapan sepasang mata cekung dan rintihan sesekali.


Tak lama aku dan adik perempuanku mulai sibuk mengurusi adik tersayang ini. Menyuapinya, mengompres, memberinya obat penurun panas. Kami hanya berharap, semoga esok demamnya segera sembuh.


Tapi, baru saja aku akan memejamkan mata, kudengar adikku berteriak, “Mami…mami!” Saat kuhampiri dia, matanya masih saja terpejam. “Ah, cuma mengigau!” sambil kurapikan kembali selimutnya.


Tapi teriakan itu tidak kudengar sekali saja, ia mengigau berulang-ulang. Tiba-tiba saja aku merasa betapa seorang ibu sangat berarti untuk anak-anaknya. Saat itu juga kulangsung menekan sebuah nama di dalam ponselku dan kudengar suara mami di kampung sana.


“Ya, mami besok ke sana!” Aku dan mami tinggal berlainan kota. Kami terpisahkan jarak 4 jam perjalanan he.he….(ga jauh, ga dekat kan?)


Esoknya mami datang seperti janjinya. Lega. Rasa khawatir dan bingungku berubah menjadi damai. Entahlah, mungkin merasa bebas dari tanggungjawab karena sudah ada Mami yang akan mengurus semuanya. Budi akan baik-baik saja di tangan Mami.


Malam ini tidak hujan, tetapi dingin sekali, masih sama seperti malam kemarin. Aku pandangi tubuh mungil adik kecilku ini. Ia masih mengigau dan menjerit-jerit. Hanya pelukan cinta Mami yang akan menenangkan adikku.


Sederet kata-kata menyeruak dari kalbuku seiring desiran darah yang mengalir ke atas dan memompa jantungku. “Aku sayang mommie, sayang mommie……!”


Tiba-tiba saja sebuah perasaan hangat menyembul tanpa permisi di hatiku. Teringat betapa mami begitu setia menemaniku saat setiap kali aku harus di opname di sumah sakit, meregang nyawa antara hidup dan mati.


Teringat seluruh masa-masa kecilku di kedua tangan yang sudah tidak muda lagi itu. Entah berapa banyak pelukan yang selalu mendamaikanku. Tangan-tangan ajaib! Lewat tangannya aku dan kedua adikku tak pernah terluput. Tangan-tangan yang selalu mengalirkan cinta. Cinta yang tak pernah habis. Cinta yang sederhana tapi bernyawa. Tangan yang tak pernah letih selalu menggendongku saat bayi, membelai dan memelukku. Menyuapi, menggandeng tangan, mengajariku berjalan, mengajariku cara makan, mengajariku membaca, menulis. Mencuci pakaianku, menyetrika, memasak. Menjahit dan berjualan masih sempat mami lakukan untuk menambah uang jajanku.


Semuanya………….Hanya seorang mami yang luar biasa. Aku bangga memilikinya. Mamiku seorang super mom! Tak pernah lelah. Selalu saja sabar, meski anak-anaknya kadang tak tahu diri dan seenaknya berteriak kepadanya. Mami, aku akan selalu sayang…………Seumur hidupku aku tak akan sanggup hidup tanpamu disisiku. Walau terkadang kita sering berbeda pikir.


Tiga hari lamanya Mami tinggal merawat Budi sampai segar kembali dan hari ini kudapati rumahku sepi lagi. Mami pulang dengan Budi. Papi tersayang sudah rindu ditinggal sendiri di sana he..he..


Sepi kembali, merasa sendiri. Selalu ada yang hilang saat orang yang kita sayang berada jauh di depan mata kita. Tapi, aku percaya hatinya tidak kemana-mana. Aku sayang mami.

(Bekasi, 10 Maret 2008)

29 February 2008

Mengapa Takut Mencinta?



Sumber : Mengapa Takut Mencinta karangan John Powell, SJ

Pada saat saat tertentu kita semua merasa kesepian atau terpencil, seakan-akan ada kekosongan dalam diri yang membuat kita sangat menderita. Kita semua tentu pernah merasa terasing dari orang lain, terpisah dari golongan kita, sendirian dan kesunyian.
Rasa kesepian ini dengan sendirinya mendorong kita memusatkan perhatian kepada diri sendiri. Untuk mengisi kekosongan ini, untuk memenuhi kehausan ini, kita lalu pergi, mencari orang lain yang mau mencintai kita.

Mungkin kita melakukan sesuatu untuk memperoleh cintanya. Dengan tangan yang satu kita memberi tetapi dengan yang lain kita meminta. Dan mungkin kita tertipu karenanya dan menganggap itulah cinta.

Kita menyadari, bahwa kesepian kita hanya dapat diisi oleh cinta orang
lain. Kita tahu, bahwa kita harus merasa dicintai. Tetapi adalah suatu
paradox: "Apabila kita mencari cinta orang lain itu hanya untuk mengisi
kekosongan karena kesepian dalam hati kita belaka, maka kita tidak akan terhibur melainkan semakin merasa kesepian".
Terasa benar kenyataan: "Kamu ini tiada berarti, sebelum seseorang mencintaimu" . Hanya orang yang telah mengalami cinta itu mampu berkembang.

Adalah suatu kenyataan, bahwa dengan memberikan dan dengan menolak memberikan cinta, orang lain sangat mempengaruhi kemampuan kita menjadi seorang dewasa atau tidak. Memang, karena kebutuhan dan kekosongan kebanyakan dari kita menghadapi kehidupan dan orang lain dengan sikap mencari-cari.
Itulah orang malang yang menginginkan sahabat-sahabat, tetapi tak pernah dapat menjumpainya.

Syarat pokok memperoleh seorang sahabat adalah, bahwa kita mengehendaki sesuatu diluar sahabat-sahabat itu sendiri. Kita kebanyakan mengetahui kebutuhan kita untuk dicintai. Dan kita mencari cinta yang kita butuhkan itu dari orang lain. Tetapi paradox itu tetap berlaku: "Jika kita mencari cinta yang kita butuhkan, maka tak pernah akan kita memperolehnya" .

Memang cinta dapat memecahkan kesulitan-kesulitan kita, tetapi kita harus mengerti, bahwa untuk dicintai, kita harus menjadi seorang yang patut dicintai. Kalau seseorang bertujuan hidup mencari kepentingan diri, kalau ia mencari cinta hanya karena membutuhkannya, bagaimanapun halusnya tanggapan kita mengenai dia, dialah seorang egois. Ia tidak patut dicintai, walaupun ia perlu akan rasa belas kasihan kita. Selama dia memusatkan perhatian pada dirinya, kemampuannya mencintai tetap terhambat dan ia tetap seperti anak yang belum dewasa.

Sebaliknya, apabila seorang tidak berusaha supaya dicintai melainkan ingin mencintai, ia akan menjadi seorang yang patut dicintai dan pada akhirnya ia akan dicintai juga. Inilah hokum yang tak terubahkan. Selama perhatian terpusat pada diri sendiri, orang tidak pernah dapat menghindari kesepian, melainkan membuatnya lebih mendalam lagi. Inilah sebuah lingkaran setan: makin kita terdorong oleh rasa kesepian untuk dicinta, makin parah kesepian kita ini.

Satu-satunya obat ialah : berhenti mementingkan diri dan mulai
mementingkan orang lain. Tetapi jangan kira ini mudah! Memindahkan pusat pemikiran dari diri sendiri kepada orang-orang lain, sungguh merupakan usaha yang makan waktu seumur hidup. Makin sulit lagi, karena kini kita harus mendahulukan orang-orang lain dan bukannya kita sendiri. Kita harus belajar menanggapi kebutuhan orang lain, dan jangan mengutamakan kebutuhan sendiri.

Kesulitannya ialah, bahwa kita semua terlekat pada kepentingan sendiri.
Kita terlalu sibuk mencari perkembangan bakat-bakat dan kepribadian kita sendiri, dengan kebahagiaan dan cita-cita kita sendiri. Kita dapat
bersifat egois dengan cara yang sedemikian halusnya, sehingga hampir tidak kentara.

Memusatkan perhatian dan usaha pada diri sendiri adalah suatu penghalang mutlak untuk kebahagiaan dan kepuasaan manusia yang sejati, yang hanya mungkin tercapai melalui cinta yang tulus. Kita masing-masing harus memutuskan bagaimana kita akan menghayati hidup ini.
Jika kita putuskan, mencari kebahagiaan dan kesepian yang akan kita umpai!
Jika kita putuskan, mencari kebahagiaan serta kemajuan dan perkembangan orang lain, dan inilah cinta kasih, maka pastilah kita akan memperoleh kebahagiaan dan kepuasaan.

Cinta berarti mempedulikan, menerima dan memperhatikan orang-orang lain yang dicintai itu. Ini berarti pula memberikan diri, meskpun kadang-kadang meminta banyak pengorbanan.
Kita dapat mencintai orang lain hanya sejauh mereka menjadi pusat pemkiran, hati dan hidup kita. Kita hanya dapat menemukan diri dengan jalan melupakan diri. Kita harus sedia kehilangan hidup dan kepentingan kita, sebelum kita dapat memperolehnya dalam arti yang lebih mendalam.

Cinta yang berarti pengorbanan diri ini memang sulit. Pertama-tama karena kesukaran-kesukaran batin yang terdapat pada setiap orang, yaitu luka dan cacat warisan pengalaman setiap manusia, dan kedua,
karena persaingan dan teladan dunia yang serba mencari keuntungan sendiri.
Cinta paling sedikit berarti pengorbanan seperti berikut: orientasi
pemikiran, perhatian dan keinginan harus beralih kepada orang lain dan
harus menanggalkan diri serta kepentingan sendiri.

Akan tetapi betapapun sulitnya, kehidupan dengan cinta, tidaklah sia-sia dan bukan tanpa imbalan. Bahkan sebenarnya hidup demikianlah yang sungguh-sungguh manusiawi dan bahagia, karena penuh dengan kecemasan yang sama mendalam seperti kehidupan, sama luasnya seperti seluruh dunia dan jangkauannya sampai ke akhirat.

Baru setelah kita mengatakan: "YA", untuk mencinta dan: "YA", untuk melupakan diri, maka kita akan merasakan bahwa kehidupan kita mengetahuinya dan penuh rahasia bagaikan rahmat ALLAH; tetapi kita akan mengenalnya dan akan tampak kepada dunia bahwa kita telah
mendapatnya.
Kita telah mengalami suatu perubahan radikal : pusat perhatian
pindah dari diri sendiri kepada perhatian terhadap orang lain. Jadi, orang
yang patut dicintai adalah orang yang mencintai.

Tetapi bagaimana kita dapat mencintai, kalau kita belum pernah dicintai?
Antara hitam dan putih selalu ada warna abu-abu, yang kehitam-hitaman atau keputih-putihan. Kita semua mempunyai kemampuan untuk mencintai, sedikit ataupun banyak, mempunyai kemampuan untuk memindahkan pusat perhatian dari diri kita sendiri kepada kebutuhan, kebahagiaan serta kepentingan orang lain. Sejauh kita dapat berbuat demikian, sejauh itu pula kita mencintai.

Mungkin mula-mula kita hanya dapat mencintai sedikit sekali, maka sedikit pula kita dicintai. Tetapi sejumput cinta yang kita terima akan memberikan daya untuk tumbuh dan berkembang menurut bimbingan cinta. Maka inilah tantangan apapun, kecil ataupun besar, untuk mencintai.
Makin besar usaha dan dedikasi kita, makin besar dorongan dan kekuatan hasil cinta akan kita terima. Tetapi pusat perhatian selalu bukanlah kita sendiri dan bukanlah apa yang akan diberikan kepada kita sebagai imbalan atau balas jasa. Dengan bertanya, "Apa yang telah kau perbuat bagiku?" , cinta kita mulai mati.