28 April 2007

Biru

Hingga kini,

masih kutatap langit

yang memang hanya bisa berikan aku kebiruan

Kebiruan yang tak kumengerti,

Merambah impian yang begitu jauh

sampai jauh ke langit biru,

telah merobek-robek hatiku.


Jaman dengan nyanyian dunia yang tak kupahami

Menjadikan ruang cinta yang bangun runtuh

bersama catatan dan sajak-sajak perih


Aku disini terus merintih, terhimpit sajak-sajak perih

Kuharap hujan turun membasuh tanah ini

Yang masih menyimpan catatan bersamamu

Yang terkadang masih diperdebatkan hati

Diantara simpang siurnya angin malam


Aku lelah, ingin berkemas

Untuk kenyataan-kenyataan

Kemudian kutulis surat pada angin

Mengentara di kertas-kertas

Berserak mencoreti dinding hatimu

Namun " Kau tetap membisu!"


Ada yang ingin disampaikan angin pada daun jatuh

Di tepian sungai ini, mengantarkan suara-suara.

Barangkali suara itu adalah kau

Adakah yang ingin kau sampaikan?

Adakah yang kau sembunyikan?

Katakanlah.............

Katakanlah apa saja..........


Tak jelas kudengar hanya ricik air yang menggenang

Menerjang kediaman batu-batu karang

Ingin kusuarakan sesak hati

sambil mengayuh sampan-sampan di sini

Hanya terdiam

pandangi lentera dimainkan angin malam.

(Bekasi, 3 Feb 2007)

No comments: