28 April 2007

Tentang Mimpi



Telah kuungsikan mimpi

Ucapkan selamat tinggal pada sawah ladang

Aku pergi ulurkan persahabatan dengan mesin-mesin pabrik,

Gedung-gedung perkantoran yang katanya menjanjikan!

Tergoda nyanyian zaman yang dibawa televisi-televisi masuk ke seluruh denyut nadiku

aliran darahku, merasuk, mengalir...... dan membangkitkan gairahku untuk bermimpi



Gemerlap kota Jakarta.............

Ya, dan aku pun terhanyut

Terus mabuk……….mabuk!

Tak berpijak lagi pada bumi dan tanah leluhur yang melahirkanku

Gelombang dan terpaan yang dimiliki Jakarta dengan iramanya

Seperti magnet bagiku.



Tapi lama-lama irama itu mengapa makin menyayat-nyayat hati, genderangnya apalagi

Melindas tanpa ampun, tanpa bulu, tanpa iba……

Buat aku yang pasrah dan bergantung begitu saja pada angin dan rintik hujan


Akhirnya, aku terseret ke lorong-lorong jalan, ke terminal-terminal, ke lampu merah-lampu merah.

Sambil jajakan dagangan, dan teriakkan harapan

Harap daganganku laku dan pulang bawa uang untuk anak-istriku

Belajar terjemahkan tiap langkahku, aduh…..mengapa?

Tangis batin menjerit-jerit!

tapi terhibur pengertian dan kesabaran

setiap kali Matahari mengunyah airmata

Air mata yang terus menghitung berapa utang terbebani


Tapi, mimpi itu tetap ada

Mimpi pijar lampu neon kota, mimpi anakku bisa sekolah

Meski ribuan rintik hujan berjuang berkali-kali menguburnya dalam tanah yang berpijak-pijak.


Mimpi yang akhirnya tercecer di setiap perempatan-perempatan jalan.

Kala lampu di situ tidak merah,

Ingin kuteriakkan pada angin, pada daun, pada aspal, pada hujan

“Aku baik-baik saja, Bung!”

Dan kulayangkan senyum pada surat-surat kabar kota, moncong2 radio

Dan stasiun-stasiun TV,

Lalu, kuceritakan kisah daun, meski pohon tak menginginkannya lagi

Ia tetap setia pada sang pohon,

Walau orang berpikir ia selingkuh pada tanah yang menerimanya iklas saat ia jatuh,

Ia tetap setia.

Untuk anak dan istriku aku adalah daun itu

Dengan caranya bersama tanah, bikin pohon terus berbuah meski ia harus mati.


Aku terus hanyut ……….mabuk……..terbang…….berlari..

Bermimpi trus saja bermimpi tentang khayalan anakku

Bermimpi saja tapi jangan pasrah

Bermimpi saja tapi jangan hanya bergantung pada angin dan rintik hujan.

(Terminal Bekasi, 19 Maret 2007)

No comments: