03 October 2007

Surat dari Ibu


Ketika aku sudah tua,

bukan lagi aku yang semula.
Mengertilah, bersabarlah sedikit

terhadap aku.
 
Ketika pakaianku terciprat sup,
ketika aku lupa bagaimana mengikat sepatu,
ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu.
 
Ketika aku berulang-ulang berkata-kata tentang
sesuatu yang telah bosan kau dengar,
bersabarlah mendengarkan, jangan memutus
pembicaraanku.
Ketika kau kecil, aku selalu harus mengulang
cerita yang telah beribu-ribu kali kuceritakan agar
kau tidur.
 
Ketika aku memerlukanmu untuk memandikanku,
jangan marah padaku.
Ingatkah sewaktu kecil aku harus memakai segala
cara untuk membujukmu mandi?
 
Ketika aku tak paham sedikitpun tentang teknologi
dan hal-hal baru, jangan mengejekku.
Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar
menjawab setiap "mengapa" darimu.
 
Ketika aku tak dapat berjalan, ulurkan tanganmu
yang masih kuat untuk memapahku.
Seperti aku memapahmu saat kau belajar berjalan
waktu masih kecil.
 
Ketika aku seketika melupakan pembicaraan kita,
berilah aku waktu untuk mengingat.
Sebenarnya bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah
penting, asalkan kau disamping mendengarkan,
aku sudah sangat puas.
 
Ketika kau memandang aku yang mulai menua,
janganlah berduka.
Mengertilah aku, dukung aku, seperti aku
menghadapimu ketika kamu mulai belajar
menjalani kehidupan.

Waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana
menjalani kehidupan ini,
sekarang temani aku menjalankan sisa hidupku.
Beri aku cintamu dan kesabaran, aku akan
memberikan senyum penuh rasa syukur,
dalam senyum ini terdapat cintaku yang tak
terhingga untukmu
 

1 comment:

Anonymous said...

syair yang indah dan menyentuh...
thanks atas posting yang yang inspiratif!